Cerita Tentang Pemadaman Listrik

Sudah dua bulan ini, masyarakat di Sulawesi Selatan telah terbiasa dengan pemadaman listrik bergilir yang bisa terjadi dua hingga tiga kali dalam sehari, dengan durasi padam 2-6 jam. Segitu parahkah? Oh iyaa….

Kemarau panjang telah menyebabkan surutnya volume air di Waduk Bilibili, yang berakibat tidak maksimalnya daya pembangkit listrik tenaga air. Sampai kapan? Wah, hanya Tuhan dan PLN yang tahu hihi….menurut desas desus, hingga akhir tahun ini, pemadaman akan terus terjadi. Doohh….

Dari seorang tetanggaku, kutahu, minggu lalu, diupayakan menurunkan hujan buatan, dengan biaya 2,5 juta rupiah dengan harapan agar volume air di sungai Masamba dan danau di sekitarnya akan bertambah sehingga kinerja PLTA Bakaru menjadi lebih maksimal. Hujan turun dengan derasnya, mengguyur wilayah kami, menghapus debu-debu tebal yang menutupi hijaunya daun hingga terlihat kotor dan tak segar. Kabarnya nih, masyarakat bersorak sorai, menyambut datangnya hujan yang lama tak turun, hebring euy….
Aih, sayang, alam lebih kuat. Tuhan memang diatas segala. Manusia boleh berusaha, Dia pula yang menentukan. Angin bertiup terlalu kencang, hingga, tak bisa ditolak, alih-alih air hujan buatan itu mengisi danau dan sungai, malah…..dia turun tepat ke atas laut!

Para pembuat hujan itu pun gigit jari, masyarakat juga hanya bisa tersenyum masgyul….hilang sudah 2.5 juta ke laut….

****

Banyak pula kisah para pengusaha kecil yang proses produksinya mengandalkan tenaga listrik yang terpaksa berhenti beraktivitas. Usaha pembuatan roti misalnya. Kegiatan beberapa jam itu harus dipangkas sesuai dengan durasi listrik menyala. Bayangkan kerugian yang timbul ketika proses pembuatan roti -yang memerlukan beberapa puluh kilogram tepung terigu dan berkilo-kilo telur ayam itu- terhenti. Proses mixing mungkin jadi tak sempurna. Oven pemanggang pun tak bekerja tanpa listrik.

Begitu pun dengan para pengusaha laundry. Mesin cuci, pengering, dan setrika jelas memerlukan listrik. Nah, kalau listrik padam, terbayang kan, betapa repotnya mereka? Menjemur pakaian tanpa pengering jelas memakan waktu lama, setrika tanpa listrik, mana ada jaman sekarang? Kalau pun ada tentulah tak efektif.

Wah, pokoknya, banyak sekali pengusaha kecil merugi, masyarakat lain, terutama ibu-ibu rumah tangga pun mengeluh. Kegiatan rumah tangga kacau.

Mungkin akau jauh lebih beruntung. Dua kali aku berkesempatan “kabur” ikut suami ke Makassar. Lumayan daripada berhari-hari sendirian dan bete di rumah hihihi…Memangnya di sana nggak mati lampu? Ya mati juga sih, tapi setidaknya masih ada hiburan dan bisa jalan-jalan ke mall.


****


Awalnya, kami mengenali pola 3-6. Artinya, 3 jam listrik mati, lalu 6 jam menyala, begitu terus berulang. Tapi, beberapa hari terakhir, pola ini berubah tak jelas. Jadwal yang dikeluarkan PLN di harian lokal kadang meleset. Parah, bisa 3x sehari dengan durasi 5 jam setiap kali mati.

Baru kusadari betul, betapa aku begitu tergantung pada listrik. Mesin cuci, setrika, dan kulkas pasti memerlukan listrik. Untungnya, aku tak tergantung pada TV. Repotnya sih, kipas angin tak bekerja dan hasilnya aku kepanasan. FYI, di tempat tinggalku sekarang, tak ada rumah beratap genting tanah liat yang adem seperti di Jawa. Yang ada hanya genteng tiruan, dan atap seng. Kebetulan aku tinggal di rumah beratapkan seng. Nah, terbayang betapa panasnya saat siang hari begitu…

Tapi, sejujurnya sih, yang paling terasa menyiksa, halah!…adalah, aku tak bisa on line semauku huhu….saat listrik mati, laptopku terpaksa istirahat saat batere mendekati titik kritis. Hasilnya, bulan ini aku jadi tak produktif menulis. (ah, dasar pemalas ding..)

Lho, kan bisa kabur ke kafe dengan hotspot internet gratis itu toh? Haiyah…ke kafe pun tak banyak membantu. Ketika listrik padam disana, koneksi pun ikut hilang, Sodara…

Salah seorang temanku pernah berkelakar begini.
“Menurut anjuran PLN, padamkan lampu yang tak diperlukan dan tak penting. Lha, kalau seluruh kota dipadamkan, berarti kota ini nggak diperlukan dan nggak penting dong?” hehe…

****

Yeah, banyak alasan untuk mengeluh. Tapi aku merasa nggak ada gunanya juga mengeluh, toh, mengeluh seheboh apapun, pemadaman akan terus terjadi. Mau nggak mau. Yah, sediakan saja lebih banyak lilin.
Di seluruh toko sekarang, lilin menjadi idola yang diburu-buru orang. Aku pun membeli emergency light baru sebagai cadangan. Sebab, pernah suatu kali, EL yang ada pernah benar-benar mati pet akibat 7 jam pemadaman di malam hari. Agak riskan bagiku menyalakan lilin sementara kami tidur. Takut terjadi kebakaran seperti terjadi di kota sebelah akibat kelalaian pemilik rumah menyalakan lilin tak terjaga.

Aku berusaha mengambil sisi terangnya. Ada baiknya kami “dilatih” selama hampir dua tahun di Balikpapan. Sebab, di sanapun, krisis listrik masih terus terjadi. Waktu aku tinggal di sana, tiap 2 hari sekali listrik padam selama 6 jam. Ironis  kan, sebab di sana kota minyak terbesar di Indonesia, bisa-bisanya krisis listrik….hohoho…
Jadi, mati lampu? Udah biasaaaa…..

Aku pun jadi punya lebih banyak waktu untuk membaca buku. *Catat: siang hari ya…

Satu hal lagi, akibat sering mati lampu, kini suamiku jadi rajin pulang lebih sore. Jam 8 malam dia sudah pulang. Biasanya sih di atas jam 9 atau 10 lewat. Lalu kami bisa makan malam romantis (kan pake lilin..) lalu kami bisa duduk-duduk dalam keremangan (haiyah)…kami bisa bicara dari hati ka hati, ngobrol santai, menikmati waktu berdua, tanpa diganggu TV, tanpa laptop, tanpa On Line…

Kalau kuingat-ingat, memang jarang kami bicara begini tanpa terganggu TV. Biasanya, begitu suami pulang, TV dinyalakan untuk menonton berita, atau acara sepakbola. Makan malam pun ditemani TV. Bahkan untuk sekedar ngobrol harus rela tak terdengar dan tak terlihat karena terpaku acara di TV itu.

Hey? Tak terdengar dan tak terlihat? Emang hantu? Ya, tak terdengar ketika kita bicara, tapi tiba-tiba lawan bicara kita malah sibuk mengomentari acara di TV. Tak terlihat, ketika lawan bicara tak memandang kita ketika kita bicara, sebab pandangannya ke layar kaca.

Yah, ada baiknya pemadaman begini. Masih ada hal ynag bisa dijadikan bahan guyonan dan juga menikmati waktu tanpa terganggu.

Weissss...Jangan terlalu lama juga, kalee….kita kan selalu bayar tepat waktu….

****

Di daerah Anda, pemadaman bergilir juga?

About nanaharmanto

menulis dengan hati....
This entry was posted in Consideration and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

33 Responses to Cerita Tentang Pemadaman Listrik

  1. aurora says:

    fiuuhh… kukira cuma di padang saja yang kayak begitu dulu… tapi sekarang untung sudah erakhir kak, pemadamannya… dulu sih mereka bilang sih air danau singkarak yang nyusut… so, seiring dengan datangnya musim hujan, pemdaman bergilir pun hanyut sudah ke laut…..

    NB: prihatin sekali kak, sama keadaan kakak…. cuma sedikit lega, kakak ternyata bisa menyikapinya dengan sungguh luar biasa!!

    • nanaharmanto says:

      Wah, ternyata hampir semua daerah ngalamin pemadaman ya?

      trimakasih ya untuk simpatimu Rif, hmmm…nggak ada untungnya juga mengeluh…hey, aku malah jadi ingat para korban gempa di Sumbar. mereka yang masih di tenda-tenda pengungsian kan justru lebih memprihatinkan. krisis listrik dan air pula…
      semoga keadaan cepat pulih ya…

  2. zaq says:

    tapi rif masa lahnya sekarang padang kebanjiran.

    tapi emang dasar manusia nggak mau puas dengan keadaan yang ada. kalau listrik mati ngumpat2, kalau listrik idup tapi kebanjiran juga ngumpat2

    yang penting kita sebagai manusia harus bersyukur, tapi bukan berarti menyerah

    Nb: salam kenal kak, aku temennya arif(aurora) yang belajar nge-blog

    • nanaharmanto says:

      Salam kenal juga, Zaq…
      wah, Padang kebanjiran? kamu tinggal di Padang juga ya?

      Setuju Zaq…kita harus tetap bisa bersyukur apapun da bagaimanapun kondisinya.
      aku juga masih belajar nge-blog supaya lebih baik lagi. yuk, belajar sama-sama…

  3. ikkyu_san says:

    salah satu efek (negatif bagi negara) adalah meningkatnya laju pertumbuhan penduduk hehehe. Entah kenapa, daerah yang berperang, sering mati listrik, yang boleh dibilang tidak “makmur” tingkat kelahiran itu tinggi. Kenapa? Ya hiburannya cuma itu sih hihihi.

    Aih aih candlelight dinner. Terakhir aku buat candlelight dinner waktu Natal bersama Riku yang berusia 3 tahun. Tahun ini bisa ngga ya? hihihi (Maunya sih duaan aja 😉 )

    EM

    • nanaharmanto says:

      hiburannya apa ya? *sok polos…hihihi
      candlelight dinner berdua? bisa tuh, titipin Riku dan Kai di opa-omanya. trus bisa berduaan deh tanpa terganggu….uhuy….romantis…..

  4. kikis says:

    wah, kejadian yang saya alami beberapa tahun yang lalu, jadi nostalgia,ingat zaman di Sapat – Riau, juga begitu, di kampung, siang hari gak ada listrik sama sekali, baru nyala jam 6 sore…belum lagi kalo pln kehabisan solar…dua tiga hari kadak nyala..tapi bener kok,ambil sisi positifnya, sama, kita bisa bikin acara romantis…hi…hi…nggak kebayang kan, akhirnya pengalaman itu ternyata bisa membuat sesuatu menjadi biasa…Niceposting.

    • nanaharmanto says:

      Wah, siang hari zonder listrik sama sekali? waduh…parah banget dong… Ini pengalaman tahun berapa ya, Pak? sekarang mungkin sudah berubah ya…

      banyak pengalaman yang tak terduga, tak terbayangkan, malah jadi topik postingan hehehe…ini salah satu keuntungan juga nih… 🙂

  5. nh18 says:

    Mbak Nana memang orang Jawa tulen …
    MAsih banyak untungnya …
    dari segala fenomena mati listrik yag ada …

    Orang bijak bilang …
    Kita ambil hikmahnya saja …

    (ini upaya penghiburan … yang agak melenakan …)
    (karena pihak yang berkompeten akan bilang … biar lah masyarakat mengambil hikmahnya … kita turut serta mencerdaskan kehidupan emosional bangsa …)

    Begitu …?
    Masuk nggak logikanya kira-kira ?

    hehehe

    • nanaharmanto says:

      Wah, aku memang Jawir, Om, hihihi…

      Orang bijak bilang kita ambil hikmahnya saja…
      aku nggak bilang begitu, berarti aku nggak bijak dong? hihihi…

      Lho ini malah logikaku semakin ngawur aja… 🙂

      salam, Om…

  6. di tempat tinggal saya juga lumayan sering mati lampu, kadang mikir, kl telat seminggu aja langsung deh disegel, tapi pelayanannya aja mengecewakan ..

    Cara Membuat Website

  7. Afdhal says:

    beruntunglah nih masih bobo dipenginapan..kalo udah dirumah dan PLN masih jahat…
    amppunnnnn dehhhhhh

    • nanaharmanto says:

      Hehehe…untung masih ada jatah ya….manfaatin semaksimal mungkin tuh hihi…
      Tapi kalau pun nanti merasakan mati listrik, heh, kan udah dilatih di Balikpapan? hihihi…

  8. DV says:

    Pernah suatu waktu aku ada tugas kerja ke sebuah pulau di luar Jawa dan yang kuherankan adalah adanya pola pemadaman listrik seperti yang kau ceritakan.

    Dan tepat pula, sama denganmu, aku pada saat itu merasakan betapa ternyata aku sangat bergantung pada energi listrik.

    *Dan sekarang aku kaget lagi gimana bisa Indonesia kekurangan listrik*…

    • nanaharmanto says:

      Setauku, sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia memang memanfaatkan tenaga air. Kalau kemarau panjang seperti sekarang ya mau nggak mau volume air berkurang dan kinerja PLTA jadi nggak maksimal.
      PLTD juga termasuk dominan, tapi PLTD tanpa pembangkit lain ya empot-empotan hehe…
      Di Aussie nggak ada ya cerita begini?

  9. soyjoy76 says:

    Hmm. di Pekanbaru keadaan kek gitu udah berlangsung selama 2 tahun terakhir ini, mba… Gerah sekali aku. Akhirnya, setelah bosen candle light dinner, romantis-romantisan di keremangan malam, dan setelah mencoba mengambil hikmah yang seminim-minimnya, akhirnya aku memutuskan untuk membeli genset. Cilokonya, listrik padamnya keseringan, gensetnya jadi sering nganggur karna biaya operasionalnya tinggi…hehehe

    • nanaharmanto says:

      Aku pernah terpikir juga untuk membeli genset, Mas…tapi kok suaranya berisik banget, malah ngganggu tetangga. mau beli genset bisu kok muahal sangat dan harus ditanam…nggak deh, soalnya besar kemungkinana kami masih harus berpindah-pindah tempat tinggal…

      • Anderson says:

        Hehehe…sekarang di kompleks tempat tinggalku kalau lagi ada pemadaman listrik, persis kayak di heler, penggilingan padi. Suara genset bersahut-sahutan… Jadi, saya nggak tau apakah ada tetangga yang terganggu dengan suara genset itu, lha wong kita saling mengganggu…hehehehe

  10. hannyatmadja says:

    di sini ga pernah mati lampu..cuma panaas banget, ga pernah hujan..hiks!

  11. nanaharmanto says:

    wah, enaknya…
    tapi bener, dimana-mana orang mengeluh panas….belum turun hujan lagi neh…

  12. Riris E says:

    Tahun 2007 ketika Jakarta banjir besar di mana-mana aku sempat ngalami pemadaman listrik hingga 3 hari 2 malam. Jakarta serasa kota mati. Mudah-mudahan kebutuhan pasokan listrik segera terpenuhi, ya Na?

  13. albertobroneo says:

    syukurlah masih bisa melihat sisi positive-nya he..he..

    syukur, penghiburan, dan pemakluman beda tipis lho he..he.he..

  14. Hahahahaa blessing in disguise jadi bisa candle lit dinner deh 🙂

    kalo daerah rumahku seminggu sekali mati lampu, and gak jelas harinya jamnya. Pasrah doank bisanya! 😦

  15. Ade says:

    hehehe selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa ya mbaa

    jadi introspeksi, aku sama suami juga jadi jarang ngobrol, gara2 masing2 sibuk sama komputernya masing2 hihihi

    • nanaharmanto says:

      hehehe..memang kalau kita udah tenggelam dalam keasyikan masing-masing, jadi sering lupa bahwa kita masih punya seseorang/ keluarga yang perlu kita ajak ngobrol…

  16. wah, sama saja cerita ttg pemadaman listrik ini dimana2.
    di tempat bunda malah kadang2 sampai 3x sehari, kayak makan obat.
    salam.

  17. Pingback: Salad Buah « sejutakatanana

  18. Pasang Iklan says:

    wah wah wah…
    makin kacau saja nih…
    krisis listrik telah meraja lela..
    kini pemadaman listrik terjadi di beberapa daerah.
    ini tentu saja merugikan banyak pihak.

    pemadaman ini diakibatkan karena konsumen pemakai listrik terus meningkat.
    sedangkan pasokannya belum memenuhi.

    pemadaman ini juga terjadi karena PLN menderita kerugian besar.
    dimana tindakan pencurian listrik sudah merajalela
    sehingga tidak terkonrol lagi pemakaian listriknya.
    sehingga PLN tidak dapat mendistribusikan pasokan kedaerah2 yang terkena pemadaman bergilir.

    semoga saja pemadaman ini bisa segera diselesaikan.
    semoga saja perawatan serta penambahan genset oleh PLN pada induk2 pusat bisa selesai secepatnya.

    Iklan

Leave a reply to nanaharmanto Cancel reply